“Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut” (Wahyu 12:11).
Apakah Anda mengetahui satu kebenaran yang tidak bisa ditentang atau dikalahkan oleh siapa pun – saya maksud tidak seorang pun? Itu adalah satu kebenaran tunggal sederhana yang dapat membuat Anda menjadi saksi paling efektif bagi Kristus di bumi. Penampilan A: rasul Paulus, sebelumnya Saulus dari Tarsus.
Setiap pembaca buku Kisah Para Rasul, mengetahui kisah pertentangan antara Stefanus muda, pendukung Kristen yang tangguh dari Yesrusalem dan Saulus muda, bintang terang masa depan yang diorbitkan dari Sanherdin. Membaca Kisah Para Rasul 6 dengan seksama mengindikasikan bahwa dalam satu perdebatan public Stefanus mengalahkan Saulus dalam pembelaannya tentang Yesus sebagai Mesias. Sebagai balasannya, Stefanus di bawa kehadapan Sanherdin dengan tuduhan-tuduhan palsu. Pembelaannya yang mengesankan tentang imannya di dalam Kristus mengakhiri hidupnya. Para algojo menumpuk mantel mereka di kaki Saulus, sementara ia berdiri diam turut terlibat dalam pelemparan batu bagi Stefanus. Sambil bergegas ke utara menuju Damaskus untuk menghabisi para pengikut Kristus, dalam satu kilatan cahaya yang menyilaukan mata, Saulus bertemu dengan Mesias yang telah bangkit itu. Dituntun dalam keadaan buta ke dalam kota, selama tiga hari tiga malam Saulus bergumul dengan kebenaran tentang Yesus. Tetapi di luar dari kebutaannya itu, matanya telah terbuka. Sekarang, hatinya hancur dan telah bertobat kepada Juruselamat, Saulus dibaptiskan sebagai murid Tuhan, dan terbenam dalam kehidupan yang amat tekun dan penuh semangat member kesaksian kepada semua orang yang mau mendengarkan imannya yang tak tergoyahkan di dalam Kristus yang hidup.
Di dalam cara Lukas menceritakan ulang kisah inilah, yakni tentang orang yang baru bertobat yang berani dan yang menjadi saksi bagi Yesus itu, kita menemukan kebenaran apakah yang tidak dapat ditentang atau dikalahkan. Jika kita mau memahami kebenaran sederhana itu, kita juga dapat menjadi satu saksi yang efektif bagi Kristus sebagaimana Paulus. Apakah kebenaran itu? Itu adalah kesaksian pribadi dari pengikut Kristus. Berapa kali Paulus sebenarnya menggulangi kesaksiannya, kita tentu saja tidak dapat mengetahui. Tetapi Lukas memilih untuk mencatat tiga kesempatan itu bagi kita, agar para pembacanya terkesan dengan betapa berpengaruhnya dan efektif satu kesaksian pribadi itu. Tidak heran kalau Wahyu dalam ayat kita hari ini menggambarkan umat pilihan Allah mengatasi musuh fana mereka melalui kemenangan Kalvari”oleh perkataan kesaksian mereka.”
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentarnya, GBU